PENDAHULUAN
TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
Mahasiswa
mampu memilih bahan dan alat yang sesuai untuk pembuatan alat tangkap ikan.
KOMPETENSI
Sesudah mengikuti
materi ini mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Menjelaskan pengertian bahan dan alat penangkapan ikan;
2.
Menyebutkan alat pokok, alat tambahan dan alat bantu
penangkapan ikan;
3.
Mengklasifikasikan alat tangkap ikan berdasarkan
kedalaman perairan dan aktifitas penangkapan.
Pengertian Bahan
Alat Tangkap Ikan
Menurut
Murdiyanto (1985) dalam Katiandagho (2001), bahwa bahan dan alat tangkap ikan yaitu segala bahan yang turut serta menjadi satu kesatuan
membentuk alat penangkap ikan secara lengkap sehingga siap digunakan dalam
operasi penangkapan ikan.
Dalam memilih
bahan untuk membuat suatu alat penangkap ikan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya berikut ini :
1.
Murah,
2.
Mudah memperolehnya,
3.
Sifat-sifatnya cocok,
4.
Mudah membuatnya.
Identifikasi Bahan
Alat Penangkap Ikan
Suatu alat penanangkapan ikan
dibangun oleh beberapa bagian alat yang berbeda, namun bila diperhatikan ada pula bagian alat yang secara
umum terdapat pada hampir semua alat penangkap ikan dan mempunyai fungsi yang
sama. Pada alat tangkap ikan yang
berbahan dasar jaring misalnya terdapat bahan dan alat yang umum ditemui
seperti pelampung; pemberat; benang jaring dan tali
temali. Bahan dan alat tersebut masing-masing mempunyai fungsi tersendiri sesuai dengan penamaanya. Bahan dan alat tersebut ada yang digunakan namun adapula
yang tidak menggunakan, seperti misalnya pada jaring insang hanyut permukaan (soma landra) yang tidak menggunakan
pemberat.
Jaring
Insang Hanyut Permukaan (soma landra)
Pelampung pada pukat cincin
Basket dan pelampung tanda pada
rawai (KM. Bobara Aertembaga Bitung)
Pemberat batu pada rawai (KM. Bobara Aertembaga Bitung)
Pemberat
pada pukat cincin
Benang jaring
Tali temali
Jaman dahulu
bahan pelampung terdiri dari kayu, gabus, bambu, bola gelas dan bola besi.
Sekarang pelampung terbuat dari bahan damar yang di bentuk untuk bermacam-macam
penggunaanya. Pada umumnya pelampung buatan berbentuk slinder, bulat dan bujur
telur. Pelampung tanda yang diberi bendera, pelampung radio, pelampung yang
diberi lampu, tong kayu.
Bahan yang
digunakan sebagai pemberat terdiri dari timah hitam, besi, porselin, batu dan
semen. Bentuknya bermacam-macam yakni silinder, seperti drum, bulat, seperti
perahu.
Bahan benang
jaring yang disiapkan untuk pembuatan alat tangkap terdiri dari 2 tipe yaitu:
1.
Benang jaring bersimpul.
2.
Benang jaring tanpa simpul.
Penggunaan jaring tanpa simpul
untuk pembuatan alat tangkap ikan relatif jarang digunakan, selain susah memperolehnya
juga apabila terjadi kerusakan sangat sulit untuk memperbaikinya.
Tali temali
dinyatakan dengan panjang dan diberikan definisi pada akhir penggunaan tali
misalnya :
tali ris atas, yaitu tali yang digunakan untuk menggantungkan badan
jaring bagian atas.
tali ris
bawah, yaitu tali yang digunakan untuk
menggantungkan badan jaring bagian bawah.
tali
pelampung, yaitu tali yang digunakan untuk
menempatkan pelampung.
tali pemberat, yaitu tali yang digunakan untuk menempatkan atau
mengikatkan pemberat.
tali jangkar,
yaitu tali yang dipakai untuk
mengikatkan jangkar.
tali samping, yaitu tali yang dipasang pada kedua sisi badan jaring dan
berfungsi sebagai pembatas dan penguat jaring.
tali cincin
dan tali tarik, yaitu tali yang dipakai untuk menempatkan cincin dan berfungsi pula
sebagai tali tarik seperti pada alat tangkap pukat cincin.
Alat
Pokok, Alat Bantu Dan Alat Tambahan
Alat penangkapan ikan
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga bagian,
yaitu:
1. Alat
pokok
Alat pokok adalah alat penangkapan ikan yang secara langsung
berhubungan dengan tertangkapnya ikan, seperti jaring, pancing, sero dll.
2. Alat
bantu penangkapan
Alat bantu penangkapan meliputi peralatan atau cara yang dipakai oleh
nelayan untuk menarik, menggiring sekaligus mengumpulkan ikan pada suatu daerah
penangkapan, sehingga memungkinkan untuk pengoperasian alat penangkapan.
Alat bantu penangkapan terdiri dari 3 tipe, yaitu:
1. Alat yang dapat mempengaruhi ikan sehingga terkumpul pada suatu daerah
penangkapan, misalnya cahaya lampu.
2. Alat yang dapat menggiring ikan ke arah alat pokok, seperti “katsurahara”
atau tali yang dipakai untuk menggiring ikan pada alat tangkap jala buang/lempar, “tali sere”
yang digunakan untuk menggiring ikan pada alat tangkap soma dario.
Tali sere pada soma talang (Kec, Tatoareng)
3. Alat yang dapat mengumpulkan ikan sehingga memudahkan untuk pengoperasian
alat penangkapan seperti rumpon yang digunakan untuk mengumpulkan ikan yang
dapat dimanfaatkan oleh alat tangkap pukat cincin atau pancing dan lampu yang
biasa digunakan untuk menangkap ikan pada malam hari.
Rumpon
ditunggui (Perairan Kendahe)
Rumpon
tidak ditunggui (Perairan Kuma)
3. Alat Tambahan Penangkapan
Alat tambahan penangkapan meliputi perlengkapan atau desain yang dipakai
secara tidak langsung menambah efisiensi operasi penangkapan yang digunakan.
Contohnya: winch, puretic power block, netzonde untuk alat tangkap pukat
cincin; line hauler untuk alat
tangkap rawai dan lain sebagainya.
Winch sederhana pada soma pajeko Burung Kuning Tidore
Power block (Pathemang Raya Bitung)
Power block (KM. Bobara Aertembaga Bitung)
PUSTAKA
Ardidja, S.,2007. Alat
Penangkap Ikan. Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan. Jakarta. 107 hal.
Katiandagho,E.M.,2001. Bahan dan Alat Penangkap
Ikan. Proyek Penulisan Bahan Ajar. Lembaga Pembinaan dan Pengembangan
Pendidikan UNSRAT. Pusat Pembinaan Peningkatan Aktivitas Instruksional (P3AI)
Unsrat Manado (tidak dipublikasikan) 146 hal.
Mantap Bang Artikelnya,,Bisa buat referensi
BalasHapusBagus
BalasHapus